Takhanya karya anak bangsa saja, tidak sedikit film Hollywood yang siap menemani. Film-film ini menyuguhkan cerita menarik dari berbagai genre. 1. Nope. Ini merupakan film horor fiksi ilmiah asal Amerika Serikat yang disutradarai, ditulis, dan diproduseri Jordan Peele bersama Ian Cooper.
Film Perjalanan Pertama mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 14 Juli 2022. Instagram perjalanan_pertama Film Perjalanan Pertama mulai tayang di bioskop Selasa 14/7/2022. Film berlatar Minang ini disutradarai dan ditulis sineas muda asal Bukittinggi Arief Malinmudo. Film Perjalanan Pertama ini diproduksi Mahakarya Pictures yang bekerjasama dengan D Ayu Pictures dari Malaysia. Baca Juga Film Perjalanan Pertama Karya Arief Malinmudo Segera Tayang di Bioskop "Yang ditunggu-tunggu! Film Perjalanan Pertama akan tayang mulai 14 Juli 2022 di seluruh bioskop Indonesia," tulis akun mahakaryapictures_. Film ini mengisahkan perjalanan seorang kakek yang diperankan aktor asal Malaysia Ahmad Tarmimi Siregar, dan cucunya yang diperankan Muzakki Ramadhan. "Film ini akan mengingatkan kita sebagai orang tua, kita tidak pernah bisa memilih bagian mana yang akan ditiru oleh anak cucu kita, dan kenangan dari cerita apa yang akan diingat oleh anak cucu kita nanti,” ujar Arief. Arief sengaja mengambil latar Minangkabau sebagai bentuk belajar sebagai orang yang lahir dan mengamati Minangkabau. Baca Juga Tayang di JAFF 2021, Film Perjalanan Pertama Bikin Penonton Baper dan Terharu “Masih banyak hal yang harus saya ungkap tentang Minangkabau, saya mencoba untuk selaras dengan itu, hal itu cara terbaik bagi saya untuk belajar,” ujarnya beberapa waktu yang lalu. Film Perjalanan Pertama pre screening di 12 kota di Indonesia pada 15-19 November 2021. Selain itu, pre-screening Perjalanan Pertama ini juga pernah digelar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival JAFF. Baca Juga Film Perjalanan Pertama Karya Arief Malinmudo, Tayang Spesial di Padang dan 11 Kota Film ketiga Arief ini menyentuh emosi para penonton. Malah, sejumlah film ini membuat sejumlah penonton terharu hingga menangis.
\n\n film minang di bioskop
Filmini berlatar belakang perkampungan Minangkabau di Sumatera Barat tahun 1920-an. Disutradarai oleh Asrul Sani, film tersebut cukup menuai sukses di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada saat itu. Sementara, Di Bawah Lindungan Ka'bah yang diproduseri oleh Dhamoo dan Manoj Punjabi ini dipilih sebagai film Indonesia yang diikutsertaan - Rasanya belum ada film remaja yang betul-betul menayangkan kisah romantis yang setting keseluruhannya di Padang, Sumatera Barat. Nah, film Malik & Elsa yang diangkat dari salah satu novel terlaris karya Boy Candra dengan judul yang sama itu akan menjadi kisah romantis sepasang remaja Minang. Film yang dibintangi oleh Endy Arfian sebagai Malik dan Salshabilla Adriani sebagai Elsa ini akhirnya bakal tayang perdana secara eksklusif di Disney+ Hotstar mulai Jumat 9/10/2020 besok. Film ini awalnya direncanakan tayang di bioskop pada 2 April 2020, namun karena datang pandemi covid-19, mau nggak mau jadwal penayangan filmnya berubah, bahkan tidak untuk di bioskop melainkan tayang di layanan streaming berbayar."Waktu dibilang nggak bisa promo langsung sedih, sih tapi pas dikasih jalannya kayak begini aku senang banget karena diberi wadah untuk mempertemukan penonton dengan karya-karya kak Boy Candra," ujar Salsha, pemeran Elsa dalam jumpa pers virtual "Malik & Elsa", Kamis ini. Meski begitu, Salsha juga bersyukur tayangnya Malik & Elsa di platform selain bioskop akan membuka peluang, bauwa aktingnya bakal ditonton oleh lebih banyak orang lagi. Oh, ya nggak cuma akting tapi juga Salsha bakal menyanyi karena lagunya menjadi soundtrack dari film tersebut. "Ya, di sini aku nyanyi juga," lanjut Salsha lagi. Nggak cuma itu yang seru dari film ini, menurut sutradara Malik & Elsa, penonton akan bisa menjelajah kota Padang. Pasalnya, hampir seratus persen pengambilan gambar untuk film ini mengikuti apa yang ada di novelnya. "Seratus persen kita syuting di kota Padang. Kita lakukan ini, agar sesuai sama background cerita di novelnya," kata Eddi Prasetya, tayangan twrsbeut juga jadi hiburan bisual buat kamu yang udah lama di rumah aja. "Jadi kalo mau nonton film ini, saran saya fokuskan nontonnya. Walaupun nggak dari bioskop, coba cari ruangan yang nyaman, dan kondiskan gelap biar nontonnya jadi lebih seru," tambah Boy Chandra. Nah, Malik & Elsa adalah film Indonesia keenam nih, yang tayang perdana secara eksklusif di Disney+ Hotstar dan menambah juga daftar film lokal berkualitas bagi para pelanggannya. Buat yang belum tahu, kisah Malik dan Elsa diawali dengan sebuah permainan, di mana Elsa kalah dan dihukum harus mentraktir Malik selama 7 hari berturut-turut, membuat keduanya seperti menemukan dunia mereka bersama. Film ini mengambil lokasi di Padang, menampilkan pemandangan menakjubkan yang akan memperkaya cerita sekaligus memikat penonton. Tak hanya menghadirkan keindahan khas Sumatera Barat ke layar kaca, Malik & Elsa juga turut membawa talenta lokal dari Padang untuk menjadi bagian dari film ini. Dengan alur cerita yang hangat dan pemandangan indah, Malik & Elsa siap menghibur para penonton di rumah. * PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Waktutayang di bioskop film ini berhasil menarik ratusan ribu penonton yang sebagian besar keluar bioskop dengan mata sembab. Angka yang sangat besar pada waktu itu. Tiba suatu waktu Hayati harus pulang ke Minang dengan naik Kapal Van Der Wijck. Di tengah perjalanan, kapal tersebut tenggelam. Yang menyakitkan bagi Zainuddin adalah ia
– Pada artikel ini terangkum 9 film Indonesia yang menggunakan budaya Minangkabau sebagai ceritanya. Bahkan, beberapa di antaranya juga melangsungkan shooting di Sumatera Barat Sumbar. Beberapa lokasi Sumbar yang jadi tempat shootingnya adalah di Batipuh, Kabupaten Tanah Datar dan Bukittinggi serta Maninjau di Kabupaten Agam. Lokasi lainnya, bahkan ada yang di luar negeri. Seperti Paris dan beberapa negara Eropa, bahkan ada yang berlokasi shooting hingga ke Papua yaitu di Serui. Daerah lainnya yaitu Jakarta, Bandung serta Bogor. Namun dalam ceritanya, tetap mengisahkan budaya Minangkabau. Berikut rangkum masing-masing sinopsis singkat beberapa film tersebut dan jenis kebudayaan Minang apa yang digunakan oleh pihak produksi, baca saja selengkapnya tulisan di bawah ini sampai selesai hingga halaman kedua ya. 9 Film Indonesia Tentang Budaya Minang 1. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Poster film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Foto Istimewa Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck shooting di Batipuh, Kabupaten Tanah Datar yang mengenalkan sosok Hayati atau diperankan oleh Pevita Pearce sebagai tokoh viral pada masa perilisannya sejak 19 Desember 2013 lalu. Kisah cinta tragis Hayati dengan Zainuddin harus kandas karena Aziz, dimana salah satu penyebabnya yaitu persoalan adat dan perbedaan latar belakang sosial. Penonton bahkan, sampai mengurai airmata saat menyaksikan filmnya. Konsep budaya Minang di Sumbar yang diterapkan pelataran ceritanya yaitu pengukuhan adat setempat hingga membuat Hayati dan Zainuddin yang saling mencintai tidak berakhir bersama sampai perpisahan di akhir hayat mereka. Karena berlokasi secara keseluruhan di Sumbar, maka pakaian dan rumah serta beberapa tradisi khas Minangkabau cukup banyak disorot dalam visualisasinya. Ceritanya merupakan adaptasi novel berjudul sama yang sudah rilis sejak tahun 1938. 2. Merantau Poster film Merantau. Foto Youtube All in one frames Seperti yang diketahui, orang Minang memang identik dengan aktivitas Merantau ke daerah lain yang bertujuan sebagai alasan pekerjaan guna menjalani kehidupan baru atau sekedar mencari pengalaman. Lokasi syuting Merantau berada di dua tempat yakni Bukittinggi dan Jakarta dengan memakan waktu hampir satu tahun, perilisan perdananya di Bioskop sudah dilakukan sejak 6 Agustus 2009 yang bergenre drama laga selama 2 jam 14 menit. Menceritakan tentang pemuda Minang yang pergi merantau untuk menyelamatkan dirinya dari perdagangan budak, dimana ia mahir dengan kemampuan beladiri yang merupakan salah satu budaya lokal daerah Sumbar yaitu Silat. 3. Negeri 5 Menara Poster film Negeri 5 Menara. Foto Istimewa Sama seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, film Negeri 5 Menara juga diangkat dari novel karya Ahmad Fuadi dan mulai melakukan shooting di Maninjau Kabupaten Agam Sumatera Barat pada 13-17 September 2011. Negeri 5 Menara mengisahkan tokoh Alif dengan cita-cita besarnya untuk merantau dan pergi dari Minang, segala usaha serta perjuangan Alif beserta kesehariannya dengan teman sekawan juga turut disorot sebagai narasi alurnya. Sementara, konsep budaya Minang yang ditampilkan yaitu dengan pelataran aktivitas mereka sehari-hari. Banyak sekali plot yang mengangkat kebudayaan lokal, hal tersebut cukup mendukung peran Alif dalam memperjuangkan mimpinya. 4. Perjalanan Pertama Poster film Perjalanan Pertama. Foto Istimewa Film Perjalanan Pertama yang mengisahkan aksi komedi antara seorang kakek dan cucunya melalui sebuah vespa ini, juga shooting di Sumbar. Namun ada beberapa plot tentang Malaysia juga, dimana perilisannya resmi dilakukan pada 2 Desember 2021. Sinopsisnya yaitu tentang Yahya, seorang anak yang hidup bersama sang kakek dan menghabiskan hampir setengah alur penayangan film drama jalan Indonesia-Malaysia itu dengan menanyakan identitas kedua orang tuanya. 5. Saiyo Sakato Film Saiyo Sakato. Foto Istimewa Kata “Saiyo Sakato” adalah sebuah Bahasa Minang yang jika dibahasa Indonesiakan memiliki arti setuju banget’ merupakan drama keluarga yang berfokus pada isu poligami yang diracik dengan alur jenaka, berupa persaingan 2 rumah makan Padang. 6. Ranah 3 Warna Ranah 3 Warna. Foto Istimewa Sekuel film Negeri 5 Menara sebagai buku kedua karya Ahmad Fuadi yang difilmkan dengan berjudul sama yaitu Ranah 3 Warna ini mengambil lokasi shooting di banyak tempat seperti Karawang, Bandung, Maninjau dan beberapa negara Eropa. Alurnya kini lebih kompleks, tidak hanya tentang mimpi Alif tapi merangkap ke kisah persahabatan dan cinta sekawanan tersebut. Perilisan perdanya, bahkan juga dilakukan di salah satu Bioskop di Kota Padang yaitu CGV Pasar Raya. 7. Tabula Rasa Film Tabula Rasa. Foto Film Tabula Rasa ini shooting di Jakarta, Bogor dan Serui yang mengangkat latar belakang kuliner tentang Minang dan Papua. Ada epistemologi khusus dalam pengetahuannya, dimana memuat sedikit pengalaman hingga persepsi alat indra. Menurut pandangannya, Tabula rasa adalah istilah bagi seorang manusia yang lahir tanpa isu mental bawaan. Dapat diartikan bahwa seluruh sumber pengetahuan terhadap dunia, diperoleh melalui pengalaman dan persepsi alat indranya. 8. Surau Silek Film Surau Silek. Foto Istimewa Hampir sama dengan film Merantau, Surau Silek juga menjadikan olahraga beladiri Silat sebagai latar pengisahan alur seorang anak yatim yang berambisi untuk memenangkan pertandingan. Lokasi shootingnya diambil di daerah Bukit Tinggi, dan Agam. 9. Liam dan Laila Film Liam dan Laila. Foto Istimewa Mengambil tema percintaan beda kebudayaan, Film Liam dan Laila yang shooting di Bukittinggi, Jakarta dan Paris ini juga mengisahkan romansa antara pria asal Prancis dengan gadis minang meski cinta mereka terhalang perbedaan budaya. Itulah 9 film Indonesia tentang budaya Minang dan ada yang langsung menjalani shooting di Sumbar, apakah di antaranya sudah ada yang kamu tonton? jika belum yuk coba saksikan sekarang. *

Soloposcom, SOLO — Penyanyi asal Minang Arief Putra ikut menyanyikan lagu Tiara yang sebelumnya sudah dinyanyikan sejumlah penyanyi dalam berbagai versi musik. Lirik lagunya ada di bawah ini. Lagu Tiara ciptaan M Nasir yang dinyanyikan Arief Putra bergenre Pop Melayu yang dinyanyikan pertama kali oleg grup band rock asal Malaysia, Kris pada 1991.

Sayang sekali, permintaan yang kamu cari tidak kami temukan atau belum tersedia.
NirinaZubir mengungkapkan rasa senang dan bahagaianya bisa bermain di film Liam dan Laila, sebuah film yang mengangkat budaya Minang. Selasa, 2 Oktober 2018 06:17 WIB Penulis: bayu indra permana
aprilia indy Info Terkini Saturday, 03 Jun 2023, 1417 WIB Poster Film yang Akan Tayang di Bioskop Bulan Juni 2023Untuk para penggemar film layar lebar, ada beberapa rekomendasi film yang tayang di bioskop Indonesia pada bulan Juni genre film akan mewarnai layar bioskop Indonesia. Mulai dari horor, laga, romansa, drama hingga komedi. Sehingga penggemar film pun bisa dengan bebas untuk memilih tontonan film yang disukai. Berikut beberapa rekomendasi film yang tayang pada bulan Juni 2023 1. Spirit Doll 1 Juni 2023 Pada awal bulan Juni ada salah satu film horor Indonesia yang berjudul Spirit Doll yang tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 1 Juni 2023. Film ini menceritakan tokoh Dara yang mengalami tekanan mental pasca mengalami perceraian dengan suaminya dan kehilangan putrinya karena musibah lengkap Dara Lazuardi, ia bekerja sebagai seorang aktris horor. Lalu ia kembali ke industri perfilman dengan film horor terbarunya. Namun, ketika properti boneka yang dipakai dalam film itu muncul di rumahnya, Dara merasa boneka itu adalah wujud dari anaknya, Embun. Sehingga Dara memperlakukan boneka itu seperti anaknya sendiri. Teror mulai menghantui mereka yang ingin menyadarkan kegilaan dari Transformers Rise of the Beasts 9 Juni 2023Film sekuel yang satu ini tentu Anda sudah tidak asing lagi. Pada tanggal 9 Juni 2023, Transformers akan tayang di bioskop Indonesia, dengan tajuk “Rise Of The Beasts”.Film transformers kali ini mengambil latar belakang mundur. Yaitu setelah kisah dari “Bumblebee” yang berlatar pada tahun 1980-an. Sehingga dalam film ini, Anda akan dibawa ke suasana pertengahan pada tahun terdapat sepasang arkeolog yang terlibat dalam konflik berbagai faksi dari Transformers. Film Transformers Rise Of The Beasts, disutradarai oleh Steven Caple The Flash 16 Juni 2023Film "The Flash" menggunakan konsep multiverse. Konsep multiverse ini sangat populer pada tahun jauh berbeda dengan film multiverse yang lain, tentu film The Flash ini akan menghibur dan menambah keseruan Onde Mande 22 Juni 2023Berbeda dari ketiga film sebelumnya, film Onde Mande lebih mengangkat tema kebudayaan masyarakat Minangkabau. Dengan diperkuat dari pihak rumah produksi juga memainkan sejumlah bintang film yang berasal dari Minang untuk menjadi Onde Mande berkisah tentang tokoh Angku Wan yang sebagai tetua di Desa Sigiran, Maninjau, Sumatera Barat. Angku Wan diceritakan berhasil menang sayembara yang bernilai Rp 2 miliar. Tapi secara mendadak Angku Wan justru meninggal dunia sehingga membuat heboh di seluruh desa ini turut dibintangi oleh Emir Mahira, Jajang C. Noer, hingga Shenina Ganjil Genap 29 Juni 2023Film Ganjil Genap ini mengisahkan tentang sepasang kekasih yang bernama Gala dan Bara yang sudah menjalin kisah asmara selama 13 tahun lama hubungan mereka itu dilanjutkan, Bara semakin ragu terhadap hubungannya dengan Gala. Sehingga Bara memutuskan hubungan secara sepihak dan memulai hubungan asmara dengan wanita lain. Gala pun merasa galau dan sedih. Sahabatnya juga turut membantu dalam menemukan pasangan baru untuk Gala. Pencarian jodoh untuk Gala semakin gencar. Lalu bagaimana kelanjutan kisah dari Gala? Film Ganjil Genap dikemas dengan genre komedi romantis. Dengan sentuhan karya dari sutradara Bene Dion Rajagukguk, film ini dibintangi oleh sederet aktor dan aktris ternama seperti Clara Bernadeth sebagai Gala, Baskara Mahendra sebagai Bara, Oka Antara sebagai Aiman, dan masih banyak lagi. film-terbaru hiburan bioskop Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Info Terkini Terpopuler Tulisan Terpilih
Film nasional dengan berlatar belakang Sumatra Barat ( Sumbar) atau Ranah Minang akan kembali tayang di bioskop Tanah Air. Film tersebut berjudul Ranah 3 Warna yang diproduksi oleh MNC Pictures. Film ini akan mulai tayang di bioskop pada 30 Juni 2022. Film Ranah 3 Warna ini dibintangi sejumlah artis-artis muda Indonesia. Sejak 1990 Sumatera Barat sudah dikenal publik melalui beberapa film yang ditayangkan secara nasional dengan mengambil latar cerita dan tempat produksi di Ranah 1991 TVRI memproduksi film berjudul Sengsara Membawa Nikmat diadopsi dari novel karya Sutan Sati berlatarkan Minangkabau menampilkan kebolehan Desy Ratnasari beradu akting dengan aktor Sandy tahun yang sama Gusti Randa, Novia Kolopaking dan Him Damsyik juga beradu akting dalam film Siti Nurbaya yang disutradarai oleh Dedi pada zaman Hindia Belanda tepatnya tahun 1942 roman karya sastrawan Marah Rusli ini juga pernah difilmkan dengan sutradara Lie Tek Swie dan dibintangi oleh Asmanah, Momo dan tahun belakangan Minangkabau kembali dilirik oleh para produser film nasional untuk kembali menjadi latar dalam film-film yang akan roman karya Buya Hamka sudah diangkat ke layar lebar, yang pertama ialah Di Bawah Lindungan Kabah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Kedua film ini berhasil menyihir para penonton untuk kembali ke zaman tradisional Minangkabau yang kental dengan adat dan di Sumatera Barat mulai hadir para sineas yang memproduksi film dengan mengangkat lokalitas sebagai tema dari film mulai dari film pendek hingga layar seorang sutradara muda asal Kota Bukittinggi, Arif Malinmudo mengatakan Minangkabau kaya dengan kebudayaan yang tidak akan pernah habis jika dikaji satu mengatakan film Surau dan "Silek" atau silat yang baru saja selesai ia produksi adalah satu dari sekian banyak kearifan lokal yang tersimpan di Minangkabau."Dari sekian banyak tema lokalitas yang ada di Sumbar, saya lebih tertarik pada hal ini karena surau merupakan pusat interaksi bagi anak-anak dan orang dewasa dalam berbagi ilmu," menjelaskan pada zaman dahulu surau merupakan lembaga pendidikan informal yang di dalamnya terdapat berbagai macam pelajaran, seperti pendidikan soal agama, adat dan juga bela anak-anak dahulunya akan menginap di surau. Di sana mereka akan berinteraksi dengan sesamanya di bawah bimbingan guru yang kemudian membentuk karakter dan watak mereka."Di surau akan terjadi interaksi dan ini semacam sebuah tradisi yang turun temurun, sebab guru-guru tersebut dahulunya juga melalui masa yang sama dengan anak-anak tersebut," kata menambahkan surau sebenarnya merupakan saksi dari perkembangan generasi muda Minang. Di sana mereka akan memperoleh bekal untuk kehidupan, apakah selanjutnya mereka akan pergi merantau atau tetap menetap di tersebut membuatnya lebih tertarik untuk menjadikan surau dan silek sebagai tema utama dalam film yang akan tayang secara nasional pada 27 April ringkas ia menjabarkan film tersebut bercerita tentang tiga orang anak kecil yang berambisi untuk memenangkan sebuah pertandingan hingga kemudian belajar silat pada seorang pemuda kampung yang bernama tetapi di tengah perjalanan Rustam harus pergi merantau sehingga ketiga anak ini jadi kehilangan arah dan terpaksa harus mencari guru silat pengganti dan di sini mereka mulai mengerti tentang filosofi silat."Sekalipun berjudul silat, akan tetapi sebenarnya film ini merupakan drama anak-anak, jadi nantinya tidak akan ditemukan adegan perkelahian," menambahkan penggunaan bahasa Minang dalam film ini cukup besar, yaitu sampai 80 persen serta aktor utamanya merupakan asli keturunan itu sutradara muda lainnya Ferdinand Almi mengatakan cukup banyak kekayaan budaya Sumbar yang bisa diangkat ke layar lebar, baik itu dari adat, tradisi serta menceritakan pada produksi sebelumnya ia mengangkat tema tentang adat pernikahan di daerah Pariaman dengan daerah Limapuluh Kota dalam film berjudul 'Salisiah Adaik'.Menurutnya film ini menceritakan tentang perbedaan adat antara dua daerah yang akhirnya berdampak pada sepasang kekasih yang akan melangsungkan pernikahan."Film ini cukup mendapatkan sambutan yang luar biasa dari penonton dan alhamdulillah tahun 2014 film ini mendapatkan penghargaan pada kategori film daerah terpilih 2014 dalam ajang Piala maya di Jakarta," ia menceritakan beberapa waktu yang lalu pihaknya baru saja menyelesaikan produksi film baru yang juga mengangkat unsur lokalitas sebagai tema dalam filmnya."Film terbaru yang saya sutradarai adalah film 'Minanga Kanwa' yang juga akan bercerita tentang keragaman budaya yang ada di Sumbar," menjelaskan Minanga Kanwa adalah film dengan genre Musikal Anak yang di dalamnya terdapat nyanyi-nyanyian dan dihadirkan untuk tontonan keluarga."Ini adalah film drama musikal anak-anak yang dalam produksinya melibatkan aktor-aktor lokal," mengangkat tema tentang budaya lokal, kedua film karya sutradara muda Sumatera Barat ini juga memperkenalkan keindahan alam yang Malinmudo mengatakan dalam film Surau dan Silek ia mengambil beberapa lokasi strategis di kawasan Bukittinggi, Agam dan juga Kabupaten Limapuluh Kota."Beberapa lokasi di Kota Bukittinggi yang dijadikan sebagai latar dalam film ini di antaranya adalah Ngarai Sianok dan Jam Gadang," itu Ferdinand Almi juga menjadikan keindahan alam Sumatera Barat dalam filmnya, pada film Minanga Kanwa sendiri ia melakukan pengembilan gambar di beberapa daerah, seperti Bukittinggi, Agam dan Padang Panjang."Untuk landscape kami mengambil beberapa scene di Lembah Harau serta kawasan Istana Pagaruyuang Batusangkar," para sutradara muda dari Ranah Minang dengan karya-karya lokal diharapkan menjadi sarana memperkenalkan Sumatera Barat di layar kaca. *
Yangjelas, sejumlah film yang akan dirilis sepanjang tahun ini tersebut menampilkan sederet bintang tenar dan sutradara yang tak kalah piawainya dalam meramu cerita. Genre-nya juga bervariasi. Di antara film yang akan tayang tahun ini, ada yang menjadi sekuel film lain yang sebelumnya tayang di bioskop. Lantas, ada juga sekuel serial televisi.
Jakarta, IDN Times - Film Onde Mande mengangkat kisah yang berlatar belakang budaya Minang. Disutradarai oleh Paul Fauzan Agusta, film ini dibintangi oleh Shenina Cinnamon, Ajil Ditto, Emir Mahira, hingga Shahabi pemain menyebut beberapa perbedaan Onde Mande dari film berlatar budaya Minang lainnya. Apa saja, ya, kira-kira yang membedakannya?1. Film Onde Mande mengambil lokasi syuting di PadangPemain film Onde Mande pada 7/6/2023 IDN Times/Erfah NandaShenina Cinnamon, Ajil Ditto, Emir Mahira, dan Shahabi Sakri menyebutkan beberapa perbedaan Onde Mande dari film Minang lainnya. Salah satunya tempat syuting yang asli. Benar-benar di Desa Sigiran, Sumatera Barat."Kita tuh bener-bener syuting di desanya asli, di Desa Sigiran. Biasanya kan kalau syuting dibuat set, ya, biar dapat suasana Padang. Tapi di film Onde Mande tuh, kita syutingnya langsung di lokasi Padang," ucap Shenina Cinnamon dalam Content Day bersama media pada Rabu 7/6/2023.2. Film Onde Mande mengangkat budaya Minang dengan konsep yang menyenangkanPemain film Onde Mande pada 7/6/2023 IDN Times/Erfah NandaIa menambahkan, Onde Mande juga mengangkat budaya Minang dengan konsep yang menyenangkan. Shenina menyebut film ini ceritanya seru, ringan, dan lucu."Sebenernya sih setiap film Minang pasti sama, karena berasal dari daerah yang sama. Tapi mungkin film ini kalian lihat seolah-olah berat banget, padahal tuh aslinya fun banget. Kita syuting seru banget. Filmnya seru, ringan, dan fun, lucu juga," ucap pemeran Si Mar tersebut. Baca Juga 6 Serial dan Film Drama Tayang Juni 2023, Ada Onde Mande! 3. Kebanyakan pemain memiliki keturunan MinangPemain film Onde Mande pada 7/6/2023 IDN Times/Erfah NandaMenariknya, para pemain Onde Mande hampir semuanya memiliki darah keturunan Minang. Hal itu yang membuat film garapan Paul Fauzan Agusta itu jadi lebih menarik."Pemainnya juga kebanyakan tuh Minang semua," ucap demikian, kekasih Angga Yunanda menyebut, Onde Mande bisa ditonton sama orang yang bukan dari Minang."Bisa ditonton sama orang yang bukan dari Minang. Akhirnya kalian bisa nangkap orang Minang tuh seperti ini, memecahkan masalah dengan kebersamaan," Film Onde Mande mengangkat keanekaragaman dan jokes-jokes orang MinangPemain film Onde Mande pada 7/6/2023 IDN Times/Erfah NandaAjil Ditto, pemeran Hadi, menambahkan, Onde Mande seperti memuat keanekaragaman budaya Minang. Film ini juga memperlihatkan banyak jokes orang Minang, lho."Banyak film Padang mengangkat budaya Minang rata-rata, ya, itulah yang dilakukan. Tapi yang kita lakukan di sini kalau bisa dibilang menambah keanekaragaman budaya-budaya Minang supaya dikenal masyarakat non-Minang juga. Dan memperkenalkan jokes-jokes Minang juga," tambah kan, seperti apa jokes-jokes Minang yang bakal ditampilkan di film Onde Mande. Jangan lupa saksikan film Onde Mande di bioskop mulai 22 Juni 2023, ya! Baca Juga 6 Serial dan Film Drama Tayang Juni 2023, Ada Onde Mande! .
  • zoy02hpe4h.pages.dev/111
  • zoy02hpe4h.pages.dev/8
  • zoy02hpe4h.pages.dev/235
  • zoy02hpe4h.pages.dev/277
  • zoy02hpe4h.pages.dev/249
  • zoy02hpe4h.pages.dev/90
  • zoy02hpe4h.pages.dev/137
  • zoy02hpe4h.pages.dev/208
  • zoy02hpe4h.pages.dev/384
  • film minang di bioskop